Sabtu, 29 Oktober 2011

Pemuda dan Sosialisasi

Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Dalam pembicaraan Dekan FISIP-UI, Dr. Manasse Malo, Ketua Jurusan Psikologi Sosial-UI Drs. Enoch Markum dan Staf Pengajar Jurusan Komunikasi Massa Drs. Zulkarimen Nasution M.Sc dalam seminar "Remaja dalam Prospek Perubahan Sosial" di Gedung Sarwahita Komplek UI Rawamangun, mengatakan "Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi(keadaan tanpa norma atau hukum, Red) alibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua"
Anomi, menurut Enoch Markum, muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma. Masyarakat yang diharapkan mampu memberikan jawaban, juga berada dalam keadaan transisi, sehingga tidak mampu memberikan apa yang dinginkan remaja. Sedangkan mengenai orientasi mendua, menurut Dr. Male, adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orangtua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap peer(teman sebaya), apakah itu dilingkungan belajar(sekolah) atau diluar sekolah. Sementara itu, Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Communication mengatakan kondisi bimbang yang dialami para remaja menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi. Dengan demikian, remaja adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi media massa, apapun bentuknya.
 Massa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, ditandai beberapa ciri, antara lain:
1. Keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri
2. Kemampuan melepas diri dari ketergantuangan orangtua
3. Kebutuhan memperoleh akseptabilitas ditengah sesama remaja.
Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selera dan keinginan mereka. Sebagai jalan keluar ahli komunikasi melihat perlunya membekali remaja dengan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, meilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi.
Dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi yaitu:
1. Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri.
2. Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.

Pemuda dan Identitas

 Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Disamping menghadapi beragai permasalahan, pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia. Oleh karena itu, pada tahapan pengembangan dan pembinaannya hendaknya harus sesuai dengan asas, arah, dan tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda didalam jalur-jalur pembinaan yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional sebagaimana terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV. Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kempuan diri pemuda untuk menselaraskan diri ditengah-tengah kehidupan masyarakatnya.

  • Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
  1. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berdasarkan: landasan idiilnya pancasil, landasan konstitusionalnya: UUD 1945, landasan strategisnya: garis-garis besar haluan negara, landasan historisnya: sumpah pemuda tahun 1928 dan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945., dan yang terakhir adalah landasan normatif: etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
    Dalam hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut 2 pengertian pokok yaitu: a). generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya.
    b). generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
  • Masalah dan Potensi Generasi Muda
1. Permasalahan generasi muda: dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk generasi muda; kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya; pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidpuan keluarga: dsb.
 2. Potensi-potensi generasi muda/pemuda
  • idealisme dan gaya kritis
  • dinamika dan kreatifitas
  • keberanian mengambil resiko
  • optimis dan kegairahan semangat
  • sikap kemandirian dan disiplin murni
  • terdidik
  • keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
  • patriotisme dan nasionalisme
  • sikap kestaria
  • kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
 Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri. Proses soasialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses soalisasi, individu(pemuda) akan terwarna cara berpikir dan ebiasaan-kebiasaan hidpunya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang melalui proses sosialisasi dapat terbentik dimana kepribadian itu merupakan suatu komponen pemberi atau penyebabwarna dari wujud tingkah laku sosial manusia, jadi dalam hal ini sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari aggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistem sosial.
Tujuan pokok sosialisasi:
1. individu harus diberi ilmu pengetahuan(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat.
2. individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3.pengendalian fungsi-funsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. bertingah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada.

kesimpulan: menurut pendapat saya, pemuda itu adalah manusia yang masih labil dan membutuhkan sosialisasi atau bersosialisasi terhadap dunia pendidikan, keluarga, masyakat, dan sebagainya. kita sebagai salah satu pemuda Indonesia juga membutuhkan yang namanya sosialisasi bahkan kita melakukan sosialisasi kita dalam kehidupan sehari-hari. perlu juga ada batasan-batasan yang harus kita ingat dan kita dapat memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik dalam bersosialisasi terhadap apapun itu.

 SUMBER:
 MKDU Ilmu Sosial Dasar Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar