Sabtu, 31 Maret 2012

Contoh Akulturasi Kebudayaan

Pengertian Akulturasi Kebudayaan

Akuturasi merupakan perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Contohnya, perpaduan kebudayaan antara Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan:
  1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
  2. Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Seni Bangunan
Dasar bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi Borobudur.

Seni rupa/Seni lukis
Unsur seni rupa dan seni lukis India telah masuk ke Indonesia.hal ini terbukti dengan ditemukannya patung Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Budha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada Candi Borobudur tampak adanya seni rupa India, dengan ditemukannya relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena tidak  pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief pada Candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.

Seni sastra
Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.

Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.

Kepercayaan dan Filsafat
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli bangsa Indonesia, terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa-dewa alam.

Pemerintahan
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.

Desakan Budaya
Desakan suatu budaya pada budaya lain disebut dominasi. Contohnya masyarakat Betawi, Aborigin dan Irian.

 Berdasarkan artikel tentang contoh akulturasi kebudayaan di Indonesia, saya menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki beragam kebudayaan dari zaman dahulu kala. Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Akulturasi budaya Indonesia sangat banyak, antara lain dari segi agama, bangunan, pemerintahan, seni budaya, kepercayaan&filsafat, dan sebagainya. Pada awalnya, akulturasi yang muncul di Indonesia diawali dengan masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia. Contoh akulturasi kebudayaan Hindu-Budha adalah candi-candi, prasasti-prasasti, seni rupa, seni lukis, dan masih banyak lagi. itu membuat Indonesia semakin beraneka ragam budaya.

Sumber: http://hasheem.wordpress.com/bahan-ajar/materi-ips-kls-vii/

Artikel Mengenai Cinta

Berikut ini akan saya kutip sebuah artikel mengenai cinta yang berjudul "Sebab Cinta Memang Harus Diupayakan" yang ditulis oleh izti. Saya mengutip artikel ini berdasarkan link:  http://izti79.blogs.friendster.com/iztiqoma/.  Berikut ini adalah isi dari artikel tersebut:

 Suatu kali seorang teman bertanya kepada saya:
“Lady, ada 2 pilihan untukmu.
1. Menikah dengan orang yang kau cintai
2. Mencintai orang yang kau nikahi
Mana yang kau pilih?”
Saat itu spontan saya memilih yang kedua: mencintai orang yang saya nikahi (menikahi saya).
“Kenapa?”
Hhm… iya ya, kenapa?
Sebab jodoh adalah hal yang pasti, meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya. Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma menjadi energi untuk meciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bisa jadi menghanguskan diri sendiri.
Lebih dari itu, pilihan kedua rasanya lebih aman dari berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat suci menikah karena Allah.
Itu jawaban saya saat itu. Tetapi, beberapa jenak setelah itu, saya termenung, mencoba berfikir lebih dalam dan menyelami jauh ke dalam lubuk hati. Lalu, saya pun meneruskan pertanyaan itu ke temen saya yang lain. 
Itulah sebuah artikel yang ditulis oleh izti mengenai cinta. Diantara 2 pertanyaan yaitu Menikah dengan orang yang kau cinta atau Mencintai orang yang kau nikahi iztii lebih memilih yang kedua dengan alasan jodoh adalah hal yang pasti, meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya. Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara.

Berdasarkan artikel diatas, menurut saya yang akan saya pilih tentunya pilihan pertama yaitu menikah dengan orang yang kita cintai karena mungkin hampir semua orang juga pasti sependapat dengan saya. Tidak mungkin seseorang mau menikah tanpa didasari rasa cinta. Tidak ada satupun orang yang mau menikah dengan orang yang tidak dicintainya, termasuk saya. Semua orang ingin yang terbaik bersama pilihannya yang menurutnya baik,termasuk dalam urusan menikah. karena semua orang ingin hidup bahagia selamanya bersama dnegan orang yang dicintainya.

Sumber: http://izti79.blogs.friendster.com/iztiqoma/.

Senin, 12 Maret 2012

Tipologi Manusia menurut Claudius Gallenus

Tipologi Manusia.
Tipologi merupakan pengetahuan tentang penggolongan manusia atas dasar kepribadiannya. Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninya, disamping ada factor tempramen, karakter dan bakat. Dahulu kala ada seorang pemikir Yunani kuno yang merupakan murid Hypocrates (ahli kedokteran) yang bernama Claudius Galenus mengadakan tipologi berdasarkan tempramen, yaitu cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh. Berikut ini adalah tipologi manusia menurut Claudius Gallenus tersebut:
1. Sanguinikus
Tipe ini merupakan orang-orang yang mempunyai darah yang banyak didalam tubuhnya. Kepribadian manusia dengan tipe sanguinikus adalah riang, optimis, mudah menyesuaikan diri, perasaan tidak setabil, kurang konsekuen, dan reaksinya tidak di pikir dalam-dalam.
2. Melankolikus
Tipe ini merupakan manusia yang memiliki banyak empedu hitam/melankhole didalam tubuhnya. Kepribadian manusia dengan tipe melankolikus adalah sedih, selalu ketakutan, hati – hati dalambertindak, konsekuen, dan jiwanya stabil.
3. Kholerikus

Manusia dengan tipe ini didalam tubuhnya banyak terdapat empedu kuning/kholeri dengan perasaan dasarnya selalu merasa kurang puas. Kepribadian manusia dengan tipe kholerikus adalah kurang puas, gelisah, emosional, exspolosi, perasaanya hebat dan kuat kesukaran di atasi dengan energi yang berlebihan.
4. Flegmatikus
Manusia dengan kepribadian flegmatikus ini adalah tenang, netral, tidak mudah emosional, tidak mudah terharu, pasif, menjumukan dan bersifat konservatif.
        Berdasarkan keempat tipe tersebut diatas, saya merasa bahwa kepribadian saya termasuk ke dalam tipe flegmatikus karena banyak orang yang menilai saya sebagai sosok yang pendiam, pasif, netral, dsb. Selain tidak mudah dan tidak peka dengan lingkungan baru, saya juga mempunyai sifat yang sangat memiliki harapan dan keinginan-keinginan yang tinggi sehingga apa yang saya inginkan pasti akan saya usahakan untuk mencapainya.


Sumber: http://divaronero.wordpress.com/2011/02/20/tipe-kepribadian-yang-ada-dalam-diri-saya-menurut-tipologi-claudius-gallenus/